Selasa, 11 Mei 2010

Metode Permanganometri

Permanganometri adalah bagian dari analisis kuantitatif volumetri/titrimetri yang larutan baku sekundernya bersifat autoindikiator. Larutan baku yang digunakan adalah Kalium Permanganat (KMnO4).

Rumus Molekul : KMnO4 (Mr 158).
Nama : Kalium Permanganat.
Bentuk : Kristal.

Cara Pembuatan
Timbang KMnO4 yang dibutuhkan.
Masukkan ke dalam piala gelas + Aquadest sedikit.
Aduk hingga larut.
Lalu tanda bataskan dengan aquadest sesuai kebutuhan.
Panaskan di Hot Plate hingga ada endapan.
Saring dan diamkan selama 1 hari.
Lalu saring kembali dan simpan di botol kaca gelap dengan tutup ulir polyethylen.

Larutan Baku Primer Alkalimetri adalah :
1. Baku Primer : Natrium Oksalat/ Sodium Oxalic.
2. Baku Primer : Asam Oksalat Dihidrat/ Oxalic Acid Dihydrate.
Bentuk : Kristal halus berwarna putih, sedikit mengkilat, mudah larut dalam air dan tidak higroskopis.
3. Baku Primer : Arsen Trioksida.

Indikator dalam metode ini adalah Kalium Permanganat (Auto Indikator).
Warna akhir dalam metode ini adalah Merah Muda Seulas (MMS).

Senin, 10 Mei 2010

Metode Asidimetri

Asidimetri adalah bagian dari analisis kuantitatif volumetri/ titrimetri yang larutan baku sekundernya bersifat asam. Larutan baku sekunder yang bisa digunakan adalah Asam Klorida (HCl) atau Asam Sulfat (H2SO4).

Rumus Molekul : HCl (Mr 36,5)
Nama : Asam Klorida/ Hydrochloric Acid.
Bentuk : Cairan.
Sifat : Tidak berwarna, berbau tajam, sangat mudah larut dalam air. Kemurnian paling tinggi 37% b/v bj : 1,17 g/ml.

Cara Pembuatan
Timbang HCl yang dibutuhkan.
Masukkan ke dalam piala gelas + Aquadest sedikit.
Aduk hingga larut.
Lalu tanda bataskan dengan aquadest sesuai kebutuhan.

Rumus Molekul : H2SO4 (Mr 98)
Nama : Asam Sulfat/ Sulfurnic Acid.
Bentuk : Cairan sedikit kental.
Sifat : Tidak berwarna, berbau tajam, larut dalam air secara eksoterm. Kemurnian paling tinggi 98% b/v bj : 1,81 g/ml.

Larutan Baku Primer Asidimetri adalah :
1. Baku Primer : Natrium Karbonat Anhidrat/ Sodium Carbonate Anhydrous.
Sifat : Berupa padatan kristal putih, mudah melapuk oleh udara, mudah larut dalam air secara eksoterm dan tidak higroskopis.
Perlakuan : Sebelum digunakan untuk membakukan larutan sekunder, Natrium karbonat dikeringkan pada suhu 270 derajat Celcius selama 1 jam, kemudian didinginkan di dalam eksikator.
2. Baku Primer : Di-Natrium Tetraborat Dekahidrat/ Sodium Tertaborate Decahydrate.
Bentuk : Berupa padatan kristal putih, sedikit mengkilap, sukar larut dalam air dingin, nudah larut dalam air panas dan tidak higroskopis.

Penetapan Kadar dalam Asidimetri:
1. Penetapan kadar Natrium Bikarbonat.
2. Penetapan kadar Ammonia.

Indikator dalam metode ini adalah Merah Metil (MM).
Warna akhir dalam metode ini adalah Merah Muda Seulas (MMS).

Minggu, 09 Mei 2010

Metode Alkalimetri

Alkalimetri adalah bagian dari analisis kuantitatif volumetri/titrimetri yang larutan baku sekundernya bersifat basa. Larutan baku yang digunakan adalah Natrium Hidroksida (NaOH).

Rumus Molekul : NaOH (Mr 40).
Nama : Natrium Hidroksida/ Sodium Hydroxide.
Bentuk : Pellet.
Sifat : Higroskopis, mudah beraksi dengan CO2 dalam udara atau pelarut.

Cara Pembuatan
Timbang NaOH yang dibutuhkan.
Masukkan ke dalam piala gelas + Aquadest sedikit.
Aduk hingga larut.
Lalu tanda bataskan dengan aquadest sesuai kebutuhan.

Larutan Baku Primer Alkalimetri adalah :
1. Baku Primer : Kalium Hidrogen Phtalat/ Kalium Biftalat/ Potssium Hydrogen Phtalat.
Sifat : Kristal kasar berwarna putih, mengkilat, mudah larut dalam air dan tidak higroskopis.
2. Baku Primer : Asam Oksalat Dihidrat/ Oxalic Acid Dihydrate.
Bentuk : Kristal halus berwarna putih, sedikit mengkilat, mudah larut dalam air dan tidak higroskopis.
3. Baku Primer : Asam Benzoat/ Benzonic Acid
Bentuk : Kristal jarum berwarna putih, mengkilat, tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan tidak higroskopis.

Penetapan Kadar dalam Alkalimetri:
1. Penetapan kadar Asam Salisilat.
2. Penetapan kadar Asam Asetil Salisilat (Asetosal)
3. Penetapan kadar Asam Sitrat.
4. Penetapan kadar Asam Borat.

Indikator dalam metode ini adalah Phenolpthalein (PP).
Warna akhir dalam metode ini adalah Merah Muda Seulas (MMS).